Nabi Muhammad
saw bersabda, “Keutamaan orang yang mencari ilmu dengan ahli ibadah seperti
bulan purnama dengan bintang-bintang”. Yang disebut dengan keutamaan di sini yaitu
pahala dari Allah Ta’ala yang diberikan kepada orang alim ketika di akhirat,
yaitu tingkatan-tingkatan yang ada di surga dan seluruh kenikmatan yang ada di
surga, dan kedudukan yang dekat dengan Allah swt. Yang dimaksud
dengan orang alim di sini adalah orang alim yang ketungkule terhadap
ilmu lebih banyak daripada ketungkule terhadap amal dan ibadah, bukan
orang alim yang tidak sama sekali melakukan ibadah.
Yang dimaksud
ahli ibadah di sini yaitu orang yang ketungkul terhadap ibadah
mengalahkan ketungkule terhadap ilmu, bukan orang yang tidak berilmu samal
sekali. Karena orang yang beribadah itu pasti mempunyai ilmu yang berkaitan
dengan ibadah yang dilakukan. Sebab ibadah jika tidak ada ilmunya, ibadahnya
tidak akan diterima oleh Allah swt. Ibnu Ruslan berkata dalam nadzam Zubad, “Wa
kullu man bi ghoiri ilmin ya’malu, a’maluhu mardudatun la tuqbalu” (Semua amal
tanpa ilmu, amal tersebut ditolak tidak diterima oleh Allah swt).
Dalilnya jika
yang dimaksud alim dan abid itu apa yang diterangkan yaitu sabda Rasulullah
saw, “Keutamaan orang alim dengan abid seperti keutamaanku atas antara kalian
yang paling asor. Sahabat Nabi Muhammad saw tidak ada yang beribadah
tanpa ilmu, semua persifatan alim dan abid, namun Rasulullah saw itu lebih
utamanya manusia, dalam hal ilmu, akal, dan amal lain-lainnya.
Nabi Muhammad
saw bersabda, “Allah dan para malaikat dan penduduk langit dan bumi, sampai
semut yang ada dalam liang, sampai ikan yang ada di samudra senang terhadap
orang-orang alim yang mengajar kebaikan terhadap para manusia”. (HR. Tirmidzi).
Nabi Muhammad
saw bersabda, “Barangsiapa ngambah jalan untuk mencari ilmu maka Allah
memudahkan jalannya menuju surga”. Artinya diberi kemudahan melakukan hal yang
menyebabkan dia masuk surga . sebab hal tersebut karena menghasilkan ilmu
adalah sangat tidak mudah, dan tujuan orang yang mencari ilmu adalah hendak
taat kepada Allah Ta’ala pada segala sesuatu yang Dia perintah dan yang
dilarang oleh-Nya. Jadi asalkan niatnya benar, walaupun tidak menghasilkan
banyak, orang tersebut akan menerima apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah
saw, jadi janji Rasulullah saw cocok dengan kenyataan, asal orang tersebut
benar, jika tidak sesuai, berarti orang itu niatnya salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar